Rakyat Merdeka — Keamanan ketat di WhatsApp adalah salah satu fitur yang paling menarik dan menguntungkan, tetapi mungkin aplikasi pesan itu sendiri tidak seaman yang dipikirkan pengguna.
Dilansir dari laman The Sun, pada Selasa (1/12/2020), ada beberapa fitur sederhana yang dapat membuat obrolan pengguna menjadi kurang aman dan rentan atau berisiko membuat akun diretas, ditipu atau diekspos.
Berikut ini tiga fitur sederhana yang dapat membuat obrolan pengguna menjadi kurang aman:
1. Gambar yang disimpan secara default
Pengaturan default dari gambar dan video yang pengguna kirim secara otomatis diunduh ke perangkat, tidak selalu ide yang baik. Gambar tersebut dapat bertindak seperti “kuda Troya” dan berisi kode yang memungkinkan peretas membajak ponsel pengguna.
Gambar itu mungkin aman jika pengguna melihatnya dalam aplikasi WhatsApp, tetapi jika pengguna menyimpannya di perangkat, pengguna berpotensi mengalami masalah.
Pengguna juga harus waspada jika ada seseorang yang tidak dikenal mulai mengirimi file yang tidak diinginkan.
Untuk mencegahnya, pengguna dapat menonaktifkan pengaturan penyimpanan gambar default dengan membuka Settings > Chats > lalu matikan opsi Save to Camera Roll.
2. Cadangan iCloud di WhatsApp
Opsi cadangan iCloud di WhatsApp tidak menawarkan enkripsi end-to-end karena begitu obrolan dipindahkan ke iCloud, maka itu akan menjadi tanggung jawab Apple.
Artinya jika sesuatu terjadi, penegak hukum dapat meminta untuk melihat obrolan tersebut dan dapat diberikan ke pihak wewenang hukum tersebut.
Tak hanya itu, obrolan yang tidak terenkripsi setelah dicadangkan di iCloud juga memungkinkan penjahat dunia maya meretas iCloud dan melihat obrolan tersebut.
Meski begitu, Apple mengaku memiliki metode sendiri untuk menjaga data pengguna tetap aman.
3. Pesan yang menghilang
Pesan yang menghilang atau Disappearing Messages merupakan fitur baru yang dibuat WhatsApp. Fitur ini memungkinkan pengguna mengirim pesan yang akan menghilang setelah jangka waktu tertentu.
Ini berfungsi seperti pesan Snapchat, meningkatkan privasi pengguna dengan menghilangkan pesan yang berpotensi sensitif.
Saat pengguna mengaktifkan fitur ini di WhatsApp, pesan tersebut akan hilang setelah tujuh hari, meskipun pesan yang dikirim sebelum pengaturan diubah tidak akan terpengaruh.
Namun, ada cara seseorang masih dapat memiliki pesan pengguna sebelum dihapus.
Pertama, pratinjau pesan masih dapat ditampilkan dalam notifikasi hingga aplikasi WhatsApp dibuka.
Kedua, jika pesan pengguna dikutip, teks kutipan tersebut masih ada di dalam obrolan.
Ketiga, jika pesan yang menghilang diteruskan ke obrolan dengan pengaturan fitur dinonaktifkan, maka pesan tersebut tidak akan dihapus.
Keempat, jika pengguna membuat cadangan sebelum pesan menghilang, maka pesan itu akan dimasukkan ke dalam pencadangan. Namun, pesan tersebut akan dihapus jika pengguna memulihkan WhatsApp dari cadangan.
Seseorang juga dapat meneruskan meneruskan atau mengambil tangkapan layar dari pesan yang menghilang sebelum dihapus. Pengguna lain juga dapat menyalin dan menyimpan konten dari pesan yang menghilang dan memungkinkan untuk mengambil foto pesan dengan menggunakan kamera sebelum pesan tersebut menghilang.
Untungnya, pengguna dapat menonaktifkan fitur tersebut di pengaturan WhatsApp dengan membuka Settings > Data and Storage Usage.
Saran terbaik sebelum menggunakan fitur ini adalah mempertimbangkan apakah pesan sensitif layak dikirim atau tidak, karena itu bisa saja membahayakan pengguna di kemudian hari.